Belum lama ini Indonesia baru saja di timpa musibah
bencana alam yang datang silih berganti, dari banjir hingga meletusnya
Gunung Sinabung dan Gunung Kelud. Peristiwa meletusnya gunung berapi
memang kerap kali terjadi di Indonesia. Meletusnya Gunung Sinabung dan
Gunung Kelud memang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan
manusia, baik dari segi finansial, ekonomi, sosial, sampai pada
kesehatan yang disebabkan oleh berbagai material seperti debu dan gas
yang dikeluarkan dari dalam perut bumi ini saat meletus.
Artikel kali ini akan membahas dampak negatif dari abu vulkanik bagi kesehatan. Dampak abu vulkanik terhadap kesehatan dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain gangguan pernapasan akut, gangguan pada penglihatan, iritasi pada kulit, dan gangguan mekanikal akibat abu vulkanik.
• Gangguan pernapasan akut
Gangguan pernapasan merupakan salah satu dampak negatif yang kerap kali terjadi. Iritasi hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas, hingga penyempitan saluran napas yang berisiko menyebabkan kematian sangatlah mungkin terjadi. Gangguan pernapasan yang diakibatkan oleh abu vulkanik tentu saja harus segera ditangani, karena sistem pernapasanlah yang menunjang hidup manusia.
Partikel abu yang sangat halus, tentu sangat mengganggu sistem pernafasan, khususnya bagi Anda yang telah memiliki permasalahan paru-paru. Selain itu, paparan abu vulkanik juga sangat berbahaya bagi bayi, anak-anak, warga usia lanjut dan orang dengan penyakit paru kronis seperti asma.
• Gangguan penglihatan
Selain menggangu sistem pernapasan, abu vulkanik juga dapat menggangu sistem penglihatan. Abu vulkanik memiliki butiran yang tajam, sehingga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Masuknya benda asing pada mata seperti abu vulkanik dapat memicu iritasi, konjungtivitis (radang pada konjungtiva), abrasi kornea (goresan pada kornea) pada bagian mata Anda.
• Iritasi pada kulit
Memang kasus iritasi pada kulit yang disebakan oleh abu vulkanik amatlah jarang ditemukan. Meskipun jarang ditemukan, kasus iritasi pada kulit terkadang dapat ditemukan sepanjang hujan abu, terutama ketika abu vulkanik yang keluar tersebut memiliki sifat asam.
• Gangguan mekanikal
Runtuhnya atap rumah atau kecelakaan di jalan raya dapat dikatakan sebagai gangguan mekanikal saat terjadinya bencana alam gunung meletus. Pada kasus atap rumah yang runtuh, disebabkan karena atap rumah tersebut harus menahan beban berat (abu vulkanik yang menumpuk di atap rumah), apalagi bila abu tersebut basah dan bangunan tidak dibangun untuk menyangga beban berat. Atap yang runtuh dapat menyebabkan orang yang berada dalam rumah tersebut tertimpa sehingga mengalami luka, bahkan meninggal seketika. Luka yang terjadi dapat berupa patah tulang, luka memar, luka robek, dan perdarahan yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
sumber : Yahoo! She
0 Comments:
Posting Komentar