Sabtu, 29 Juni 2013

Pohon dari Kisah Masa Lalu

Nama kerajaan Majapahit berasal dari nama buah pohon Maja. Berabad lalu, daun pohon Lontar dijadikan kertas. Pada dinding candi-candi banyak terukir kalpataru. Ah, seperti apa pohon-pohon itu?

Maja yang Tidak Pahit
Jika menyebut nama tanaman ini, pasti langsung teringat kerajaan Majapahit. Tak heran, buah pohon maja sering disangka pahit. Padahal, sih, maja tidak pahit!

Pohon maja termasuk tumbuhan tahan banting. Pohon ini bisa tumbuh pada suhu 49°C sampai -7°C. Pohon ini juga bisa tumbuh sampai di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Tanah kering atau rawa juga bukan halangan bagi maja untuk tumbuh.

Maja ditanam untuk diambil buahnya. Buah maja bisa dimakan. Rasanya manis. Maklum, maja masih termasuk keluarga jeruk-jerukan. Dibuat sirup atau selai juga bisa, loh. Konon, Raden Wijaya menamakan kerajaannya Majapahit karena di tempat itu prajuritnya pernah makan buah maja yang pahit. Hm... mungkin buah maja yang dimakan belum matang. Tentu saja, rasanya pahit!

Pohon Maja

Lontar yang Banyak Gunanya
Pohon yang tingginya bisa mencapai 30 meter ini termasuk keluarga tanaman palma. Daun-daunnya yang seperti kipas tumbuh di puncak pohon. Tanaman ini banyak dijumpai di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Kini, lontar sudah jarang dipakai sebagai kertas. Namun, jangan kita lupakan. Sebab, lontar banyak gunanya. Mulai dari ujung atas sampai bawah bagian pohon ini bisa digunakan.

Daun-daun lontar masih digunakan untuk bahan pembuat tikar, tas, aneka kerajinan, dan juga sasando (alat musik tradisional Timor). Buah lontar enak, loh. Sepintas memang mirip kolang-kaling. Tetapi, rasanya lebih enak. Tongkol bunga betinanya bisa disadap dan diolah menjadi gula atau minuman. Serat dari pelepah daun dan tangkai bisa menjadi bahan menenun. Terakhir, batang lontar yang keras bisa dijadikan bahan bangunan atau juga kerajinan.

Selain banyak gunanya, lontar juga banyak nama. Ia disebut tua oleh masyarakat Timor, disebut juntal oleh orang Sumbawa, lontara oleh orang Toraja, lontoir oleh orang Ambon, atau taal oleh orang Madura.

Pohon Lontar

Pohon yang Melindungi
Pada candi Borobudur atau juga di Prambanan terukir kalpataru. Kalpa berarti kehidupan. Taru berarti pohon. Ah, seperti apa pohon kehidupan yang digambarkan rimbun dan tempat berteduh banyak makhluk hidup itu?

Ternyata kalpataru hanya simbol saja. Tak ada pohon yang bernama kalpataru. Hanya saja, berdasarkan artinya, ada beberapa pohon yang disamakan dengan kalpataru. Yaitu, pohon bodhi dan pohon beringin.

Pohon bodhi yang besar bisa kita lihat di halaman candi Borobudur. Kalau pohon beringin, cukup sering kita lihat, bukan? Kedua pohon itu memang besar sehingga bisa menjadi tempat berteduh dan tempattinggal aneka makhluk hidup.

 Pohon Beringin

Pohon Bodhi
Coba lihat di sekitarmu. Siapa tahu, ada pohon-pohon lain yang punya kisah dari masa lalu.

sumber : Majalah Bobo Edisi 33 Tahun XXXVII 

Share:

0 Comments:

Posting Komentar