Kamis, 04 Juli 2013

Awalnya Tidak Sengaja

Apakah semua penemuan selalu dihasilkan dari penelitian ilmiah yang rumit? Ternyata, tidak! Banyak juga penemuan yang diawali dengan kejadian tak sengaja. Para pemenumnya juga tidak selalu seorang peneliti pintar dan terpelajar. Mau bukti? Ikuti kisah penemuan berikut ini.


Kekesalan Seorang Koki
Suatu hari ada kesibukan di sebuah restoran di Saratoga, New York. Waktu itu tahun 1853 dan restoran sedang penuh. Seorang pengunjung protes atas pesanan kentang gorengnya. Kurang garinglah, kurang tipislah, terlalu berminyaklah, dan lain-lain. Berkali-kali pesanan diperbaiki dan pengunjung itu tetap protes.

Sang koki, George Crum jadi kesal. Huh! Ia mengambil pisau dan memotong kentang tipis-tipis. Kemudian, kentang itu digoreng hingga garing dan kriuk-kriuk ketika dimakan. Ternyata, pengunjung tidak protes lagi.

Yang mengejutkan, kentang goreng semacam itu ternyata digemari. Semakin lama semakin banyak yang pesan. Makanan itu pun tercantum di menu sebagai "Saratoga Chips". Akhirnya, kentang goreng tipis itu terkenal di seluruh dunia sebagai potato chips. Kriuk! Kamu pernah memakannya, kan?

Kesalahan Seorang Koki
Kali ini kejadiannya di China, berabad-abad lalu. Seorang koki salah mencampur bumbu. Ia mencampur kalium nitrat, belerang, dan arang kayu ke dalam bambu. Saat dibakar, campuran itu meledak dan menghasilkan percik-percik api.

Namun, percik-percik api itu malah terlihat indah. Sehingga kemudia dengan sengaja campuran bahan itu dibuat lagi. Hanya saja, tidak dinyalakan di dapur. Hasilnya? Jadilah kembang api!

Peta Guru Geografi
Pak John Spilsbury adalah guru Geografi di London. Pada tahun 1767, ia ingin mengajari murid-muridnya tentang peta Inggis dan Wales. Ia lalu menggambar peta daerah tersebut pada papan. Ia memotong setiap kota tersebut menjadi sebuah potongan. Lalu, ia meminta murid-muridnya menyusun potongan papan tadi.

Apa istimewanya?
Tidak ada yang istimewa. Hanya saja, Pak John Spilsbury berpikir kreatif. Ia memotong banyak peta daerah di atas papan dan memotong-motongnya. Kemudian, ia menjual barang itu ke sekolah-sekolah untuk dijadikan alat belajar. Lama-lama, yang dibuat bukan hanya peta. Tetapi, juga gambar-gambar lain. Ide awal Pak John itulah yang membuat kita sekarang punya mainan seru yang bernama pasel atau puzzle.

Jari yang Terluka
Pada tahun 1921, seorang ibu bernama Josephine Dickson sering terluka jarinya ketika sedang masak. Setiap luka, ia menutup jarinya dengan kain kasa dan mengikatnya dengan plester. Namun, kain kasa itu sebentar-sebentar terlepas dari jarinya. Kesal sekali rasanya!

Suami Bu Dickson, Pak Earle Dickson, kasihan pada Bu Dickson. Diambilnya plester lalu diguntingnya kain kasa. Kain kasa itu diletakkan di tengah plester. Baru kemudian diletakkan ke jari Bu Dickson. Aha, sekarang Bu Dickson bisa memasak dengan tenang.

Ide Pak Dickson diketahui oleh atasannya. Kebetulan, Pak Dickson bekerja di perusahaan alat kesehatan. Ide itu dikembangkan dan dijual untuk umum. Ada yang tahu? Band-aid atau plester untuk luka.

Kehabisan Piring Kertas
Arnold Fornachau sedang berjualan es krim di World's Fair tahun 1904. Es krim itu disuguhkan di atas piring kertas. Saking banyaknya peminat, piring kertasnya habis. Waktu itu, Pak Fornachau melihat Pak Ernest Hamwi menjual zalabia, semacam wafel kering dan tipis. Zalabia itu diborongnya, dibentuk seperti cone. Bagaimana ide Pak Fornachau? Brilian, bukan?







Ternyata, siapapun bisa jadi penemu. Yang penting, jangan pernah kehabisan akal dan berpikirlah kreatif. Kamu juga bisa, loh, jadi penemu!
Share:

0 Comments:

Posting Komentar